• SMA NEGERI 13 BANDA ACEH
  • Unggul dan Berprestasi Berlandaskan Iman dan Taqwa

Jangan Lelah Jadi Guru Baik, Meski Dunia Kadang Tak Adil

 

Oleh : Edi Syahputra H SPd 

Ketika Ketulusan Diuji Oleh Zaman.

Menjadi guru di era sekarang adalah perjalanan panjang yang penuh ujian. Tidak hanya ujian profesional, tetapi juga ujian batin. Ditengah derasnya tuntutan zaman, guru diharapkan selalu kuat, kreatif, dan berinovasi - seolah tak pernah boleh salah atau lelah.

Namun, dibalik senyum seorang guru, tersimpan kisah perjuangan yang tidak semua orang tahu: tentang jam pelajaran yang panjang, tugas administrasi yang menumpuk, dan harapan yang kadang tidak sejalan dengan kenyataan. Di balik papan tulis dan tumpukan nilai, ada hati yang tetap berusaha tulus mendidik, meski kadang merasa tak dihargai.

"Guru sejati tidak diukur dari banyaknya penghargaan, tapi dari seberapa tulus ia tetap mengajar walau dunia tak berpihak."

Keadilan yang Tak Selalu Nyata.

Tidak semua guru beruntung mendapatkan Pengakuan. Ada yang mengabdi di pelosok, mengajar dengan segala keterbatasan, namun namanya tak pernah disebut. Ada pula guru yang jujur dan konsisten, tapi justru tersisih oleh mereka yang lebih pandai mencari perhatian.

Kadang hati bertanya: "Untuk apa menjadi baik, jika kebaikan sering diabaikan"? Pertanyaan itu manusiawi. Namun justru disitulah ujian terbesar bagi seorang pendidik: tetap berbuat baik meski tidak disorot, tetap mendidik dengan hati meski tak dipuji.

Ki Hadjar Dewantara pernah berkata, "Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani." 

Di depan memberi teladan, di tengah membangun semangat, di belakang memberi dorongan. Kalimat ini bukan sekadar semboyan, tapi panggilan moral bagi setiap guru untuk terus menebar kebaikan, bahkan dalam senyap.

Mengajar di Tengah Arus Perubahan.

Zaman telah berubah cepat. Teknologi kini hadir di setiap ruang kelas. Siswa bisa belajar dari video, internet, atau aplikasi pintar. Namun, ada satu hal yang tidak bisa tergantikan oleh mesin atau algoritma: ketulusan hati seorang guru.

Guru bukan sekadar pengajar, tetapi juga penuntun jiwa. Ia mengajarkan arti kesabaran, disiplin, dan empati. Guru yang baik bukan hanya membuat siswanya cerdas, tapi juga beradab. Di tengah dunia semakin sibuk mengejar nilai akademik, guru adalah penjaga nilai-nilai kemanusiaan.

"Teknologi mungkin mampu meniru suara guru, tapi tidak akan pernah meniru ketulusan hatinya."

Mengajar Dengan Cinta, Bukan Sekadar Kewajiban.

Guru yang baik bukan berarti selalu sempurna. Ia manusia biasa yang kadang kecewa, letih, bahkan menangis diam-diam. Tapi setiap pagi, ia kembali ke kelas dengan senyum yang sama - menyapa siswanya seolah tidak pernah ada luka.

Mengajar dengan cinta berarti memahami bahwa setiap anak memiliki cara belajar dan latar belakang yang berbeda. Ada yang cepat memahami, ada yang lambat merespons. Guru guru yang baik tidak menyerah pada perbedaan itu, melainkan menjadikannya peluang untuk berbuat lebih sabar dan lebih manusiawi.

Saat Dunia Tak Adil, Tetaplah Adil di Dalam Diri.

Kadang dunia tidak berpihak pada guru. Kesejahteraan tidak seimbang dengan tanggung jawab. Kebijakan berubah tanpa mendengar suara di lapangan. Namun, di tengah semua itu, guru sejati tahu bahwa ia tidak sedang bekerja untuk dunia semata - melainkan untuk masa depan yang sedang duduk didepannya.

Anak-anak yang hari ini belajar dengan kita, kelak akan menjadi cermin dari nilai-nilai yang kita tanam. Barangkali tidak semua mengingat nama kita, tetapi mereka akan mengingat sikap sabar, kebaikan, dan kasih sayang yang kita berikan.

"Keadilan Tuhan datang tidak selalu di dunia, tapi selalu tepat pada waktunya."

Menyalakan Lilin di Tengah Gelap.

Menjadi guru baik di tengah dunia yang tak adil ibarat menyalakan lilin di tengah gelap. Cahaya kecil itu mungkin tampak tak berarti bagi sebagian orang. Namun bagi siswa yang tersesat dalam kebingungan, cahaya itu adalah penuntun arah.

Maka jangan lelah menyalakan lilin, meski angin terus berhembus. Jangan berhenti menanam kebaikan, meski tanahnya gersang. Karena pada akhirnya, keabadian seorang guru bukan diatas panggung atau piagam penghargaan, tetapi di dalam hati dan pikiran murid-murid yang pernah disentuhnya.

Penutup: Tetaplah Jadi Cahaya .

Dunia mungkin tidak selalu adil bagi guru. Tetapi guru yang baik tidak menunggu dunia menjadi adil untuk tetap berbuat baik. Ia terus hadir, mengajar, menuntun, dan menebar terang dengan cara yang sederhana - dengan kata yang lembut, senyum yang tulus, dan niat yang ikhlas.

Sebab dibalik setiap perubahan zaman, satu hal tetap abadi: dunia masih membutuhkan guru- guru yang berhati baik, yang tidak lelah menyalakan harapan, meski sering terluka oleh kenyataan.

" Dunia bisa berubah karena ilmu, tapi ilmu hanya berarti jika ada guru yang mengajarkannya dengan cinta." 

 

Penulis adalah Guru SMA Negeri 13 Banda Aceh.

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Ketika Pendidikan Lebih Sibuk Menghibur ketimbang Mendidik

  Oleh : Edi Syahputra H SPd  Dalam beberapa tahun terakhir, wajah pendidikan kita tampak berubah arah. Kelas yang dulunya tempat bertemunya nalar, disiplin, dan nilai kini

27/10/2025 20:01 - Oleh Edi Syahputra - Dilihat 81 kali
Andaikan Suara Guru di Dengar Sebelum Kebijakan di Tetapkan

                     Oleh : Edi Syahputra H SPd  Setiap perubahan kebijakan pendidikan selalu membawa harapan baru. Pemerin

27/10/2025 14:50 - Oleh Edi Syahputra - Dilihat 161 kali
Membangun Kerja Sama Antar Guru Agar Sekolah Menjadi Lingkungan Yang Hangat

  Sekolah bukan hanya tempat menimba ilmu, tetapi juga rumah kedua bagi seluruh warganya - terutama bagi para guru yang tiap hari berinteraksi, bekerja, dan mengabdikan diri didal

27/10/2025 00:13 - Oleh Edi Syahputra - Dilihat 181 kali
BPMP Provinsi Aceh Laksanakan Pendampingan Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan di SMAN 13 Banda Aceh

  Banda Aceh, 23 Oktober 2025 - Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Aceh melaksanakan kegiatan Pendampingan Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (PMP) di SMAN

23/10/2025 17:58 - Oleh Edi Syahputra - Dilihat 207 kali
Pukesmas Lampaseh Kota Gelar Kebugaran Jasmani di SMAN 13 Banda Aceh

  Banda Aceh, 22 Oktober 2025 - Pukesmas Lampaseh Kota melaksanakan kegiatan Kebugaran Jasmani di SMAN 13 Banda Aceh. Kegiatan ini bertujuan untuk memantau tingkat kebugaran dan k

22/10/2025 11:32 - Oleh Edi Syahputra - Dilihat 94 kali
Membangun Budaya Baca di Sekolah Untuk Meningkatkan Literasi Siswa

                Oleh : Edi Syahputra H,SPd Budaya baca merupakan salah satu fondasi penting dalam menciptakan generasi cerdas dan berkarakter.

22/10/2025 01:00 - Oleh Edi Syahputra - Dilihat 95 kali
Pelantikan Pengurus OSIS SMAN 13 Banda Aceh Periode 2025/2026

  Banda Aceh, 21 Oktober 2025- SMAN 13 Banda Aceh melaksanakan upacara pelantikan pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Periode 2025/2026 dengan penuh khidmat di halaman

21/10/2025 11:30 - Oleh Edi Syahputra - Dilihat 197 kali
Workshop Sinergi, TKA, Literasi dan Deep Learning di SMAN 13 Banda Aceh.

  Banda Aceh, 17 Oktober 2025 - SMAN 13 Banda Aceh menyelenggarakan workshop bertajuk " Sinergi, TKA, Literasi dan Deep Learning" pada Jumat 17 Oktober 2025. Kegiatan ini bertujua

17/10/2025 15:11 - Oleh Edi Syahputra - Dilihat 126 kali
Axis Gelar Program "Rangking 1" di SMA Negeri 13 Banda Aceh

  Banda Aceh, 16 Oktober 2025 - Operator seluler Axis menggelarkan kegiatan seru bertajuk " Rangking 1" di SMA Negeri 13 Banda Aceh. Acara ini di sambut antusias oleh para siswa y

17/10/2025 13:06 - Oleh Edi Syahputra - Dilihat 123 kali
SMA Negeri 13 Banda Aceh Gelar Pemilihan Ketua OSIS Secara Demokratis

  Banda Aceh - SMA Negeri 13 Banda Aceh melaksanakan kegiatan pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS tahun pelajaran 2025/2026,pada hari Jumat (10/10/2025), sebagai bagian upaya men

10/10/2025 11:03 - Oleh Edi Syahputra - Dilihat 106 kali