Ketika Pendidikan Lebih Sibuk Menghibur ketimbang Mendidik
Oleh : Edi Syahputra H SPd
Dalam beberapa tahun terakhir, wajah pendidikan kita tampak berubah arah. Kelas yang dulunya tempat bertemunya nalar, disiplin, dan nilai kini perlahan bergeser menjadi ruang hiburan. Guru seakan dituntut untuk selalu tampil menghibur, sementara siswa hanya mau belajar bila suasananya "asyik" dan "menyenangkan". Fenomena ini tampak ringan, jika dibiarkan, ia berpotensi menurunkan makna sejati dari pendidikan itu sendiri.
Pergeseran Makna Belajar.
Belajar kini sering dipahami sebagai aktivitas yang harus selalu menyenangkan. Padahal, dalam proses mendidik, tidak semua hal bisa dan harus menyenangkan. Belajar sejati menuntut ketekunan, kesabaran, bahkan ketidakenakan. Dalam keheningan dan kesulitanlah muncul kedewasaan berpikir dan kematangan sikap.
Kita semua kegiatan belajar diarahkan untuk menghibur, kita kehilangan sisi kontemplatif dari pendidikan. Anak tidak lagi terbiasa menunda kesenangan demi sebuah pemahaman yang lebih dalam. Mereka ingin hasil cepat, tanpa proses panjang. Guru pun akhirnya berlomba-lomba menampilkan pembelajaran yang viral, lucu, dan ringan, tanpa sempat lagi mengajak siswa berpikir kritis dan reflektif.
Guru di Persimpangan Peran
Tidak dapat dipungkiri, perkembangan teknologi dan media sosial membawa tekanan tersendiri bagi guru. Banyak guru merasa perlu menjadi kreator konten agar pembelajaranya diminati siswa. Namun, disinilah letak tantangannya: ketika guru lebih banyak memikirkan bagaimana menarik perhatian daripada bagaimana menumbuhkan pemahaman.
Seorang guru sejatinya adalah penuntun, bukan penghibur. Ia mengarahkan, meneladani, membimbing siswa untuk menemukan makna. Ki Hadjar Dewantara mengingatkan bahwa pendidikan adalah upaya menuntun kekuatan kodrat anak agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Kata "menuntun" mengandung makna kesungguhan, kedekatan, dan kesabaran - bukan sekadar pertunjukan yang memancing tawa.
Guru yang mendidik tidak selalu membuat siswa tertawa, tetapi membuat mereka berpikir. Ia mungkin tidak viral, tetapi meninggalkan jejak dalam cara siswanya memahami hidup.
Siswa dan Budaya Serba Instan.
Siswa hari ini tumbuh dalam budaya instan - semua serba cepat, mudah dan menarik. Mereka terbiasa dengan video berdurasi satu menit, hiburan tanpa,dan hasil yang langsung terlihat. Ketika budaya ini dibawa keruang kelas , maka keseriusan belajar perlahan menghilang.
Padahal, ilmu pengetahuan tidak bisa dikejar dengan cara Instan. Ia memerlukan proses panjang, kegigihan, bahkan kebosanan. Ketika siswa tidak lagi mau bersabar dalam belajar, maka yang terbentuk adalah generasi yang pandai tampil, tetapi dangkal dalam berpikir.
Sekolah: Panggung atau Rumah Belajar?
Pertanyaan besar yang harus kita ajukan adalah: apakah sekolah hari ini masih menjadi rumah belajar, atau sudah berubah menjadi panggung pertunjukkan? Apakah pembelajaran masih diarahkan untuk membentuk karakter, atau sekadar membuat anak "betah" tanpa makna?
Kita tentu setuju bahwa belajar seharusnya tidak kaku dan menekan. Tetapi kesenangan bukanlah tujuan utama pendidikan. Ia hanyalah jembatan agar anak mau melangkah lebih jauh menuju pemahaman. Jika hiburan menjadi tujuan akhir, maka pendidikan akan kehilangan arah.
Menemukan Keseimbangan
Yang kita butuhkan bukanlah menolak hiburan, melainkan menempatkannya pada porsi yang tepat. Pembelajaran yang menyenangkan tetap penting, tetapi harus dibangun di atas pondasi dan nilai pemikiran. Guru boleh menyediakan media kreatif, permainan, atau konten digital, tetapi semestinya untuk menumbuhkan minat belajar, bukan sekadar menimbulkan tawa sesaat.
Kita perlu mengembalikan ruh pendidikan sebagai proses pembentukan manusia seutuhnya - yang berpikir, berperilaku, dan berperasaan secara matang. Pendidikan tidak boleh berhenti pada kesenangan lahiriah, melainkan harus menembus kemakna bathiniah : mengasah akal, melatih empati, dan menanamkan nilai-nilai kehidupan.
Penutup
Pendidikan sejati bukan sekadar membuat siswa bahagia di kelas, melainkan membekali mereka agar siap menghadapi dunia nyata - dunia yang tidak selalu menyenangkan, namun penuh tantangan dan tanggung jawab. Sudah saatnya kita kembali merenung : apakah sistem pendidikan kita masih mendidik, atau justru sedang terlalu sibuk menghibur?
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Jangan Lelah Jadi Guru Baik, Meski Dunia Kadang Tak Adil
Oleh : Edi Syahputra H SPd Ketika Ketulusan Diuji Oleh Zaman. Menjadi guru di era sekarang adalah perjalanan panjang yang penuh ujian. Tidak hanya ujian profesional, tet
Andaikan Suara Guru di Dengar Sebelum Kebijakan di Tetapkan
Oleh : Edi Syahputra H SPd Setiap perubahan kebijakan pendidikan selalu membawa harapan baru. Pemerin
Membangun Kerja Sama Antar Guru Agar Sekolah Menjadi Lingkungan Yang Hangat
Sekolah bukan hanya tempat menimba ilmu, tetapi juga rumah kedua bagi seluruh warganya - terutama bagi para guru yang tiap hari berinteraksi, bekerja, dan mengabdikan diri didal
BPMP Provinsi Aceh Laksanakan Pendampingan Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan di SMAN 13 Banda Aceh
Banda Aceh, 23 Oktober 2025 - Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Aceh melaksanakan kegiatan Pendampingan Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (PMP) di SMAN
Pukesmas Lampaseh Kota Gelar Kebugaran Jasmani di SMAN 13 Banda Aceh
Banda Aceh, 22 Oktober 2025 - Pukesmas Lampaseh Kota melaksanakan kegiatan Kebugaran Jasmani di SMAN 13 Banda Aceh. Kegiatan ini bertujuan untuk memantau tingkat kebugaran dan k
Membangun Budaya Baca di Sekolah Untuk Meningkatkan Literasi Siswa
Oleh : Edi Syahputra H,SPd Budaya baca merupakan salah satu fondasi penting dalam menciptakan generasi cerdas dan berkarakter.
Pelantikan Pengurus OSIS SMAN 13 Banda Aceh Periode 2025/2026
Banda Aceh, 21 Oktober 2025- SMAN 13 Banda Aceh melaksanakan upacara pelantikan pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Periode 2025/2026 dengan penuh khidmat di halaman
Workshop Sinergi, TKA, Literasi dan Deep Learning di SMAN 13 Banda Aceh.
Banda Aceh, 17 Oktober 2025 - SMAN 13 Banda Aceh menyelenggarakan workshop bertajuk " Sinergi, TKA, Literasi dan Deep Learning" pada Jumat 17 Oktober 2025. Kegiatan ini bertujua
Axis Gelar Program "Rangking 1" di SMA Negeri 13 Banda Aceh
Banda Aceh, 16 Oktober 2025 - Operator seluler Axis menggelarkan kegiatan seru bertajuk " Rangking 1" di SMA Negeri 13 Banda Aceh. Acara ini di sambut antusias oleh para siswa y
SMA Negeri 13 Banda Aceh Gelar Pemilihan Ketua OSIS Secara Demokratis
Banda Aceh - SMA Negeri 13 Banda Aceh melaksanakan kegiatan pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS tahun pelajaran 2025/2026,pada hari Jumat (10/10/2025), sebagai bagian upaya men