Andaikan Suara Guru di Dengar Sebelum Kebijakan di Tetapkan
Oleh : Edi Syahputra H SPd
Setiap perubahan kebijakan pendidikan selalu membawa harapan baru. Pemerintah berupaya memperbaiki sistem, memperluas akses, serta meningkatkan mutu pendidikan di tanah air. Namun, dibalik semangat perubahan itu, sering kali muncul satu pertanyaan sederhana namun penting: Sudahkah Suara Guru di Dengar Sebelum Kebijakan di Tetapkan?
Guru adalah ujung tombak pendidikan. Mereka yang berhadapan langsung dengan siswa setiap hari, memahami kondisi nyata di kelas, serta menjadi pelaksana utama dari setiap kebijakan. Namun kenyataannya, banyak guru merasa bahwa suara mereka jarang dijadikan pertimbangan utama dalam proses pengambilan keputusan. Kebijakan sering datang secara tiba-tiba, tanpa penjelasan yang memadai, lalu dituntut untuk segera dilaksanakan.
Akibatnya guru dilapangan sering kebingungan. Mereka harus menyesuaikan diri dengan sistem baru, mengubah cara mengajar, mengisi laporan administrasi tambahan, bahkan harus berhadapan dengan tekanan dari berbagai pihak. Padahal, jika sejak awal guru dilibatkan dalam proses perumusan kebijakan, banyak hal dapat disesuaikan dengan realitas di sekolah.
Kebijakan yang Ideal Berawal dari Suara Lapangan.
Tidak ada yang lebih memahami kondisi pendidikan di daerah selain guru itu sendiri. Mereka tahu bagaimana keterbatasan fasilitas di sekolah, kesulitan siswa dalam memahami materi, hingga tantangan sosial yang memengaruhi semangat belajar.
Oleh karena itu, pelibatan guru dalam setiap tahap kebijakan menjadi sangat penting. Pemerintah dan dinas pendidikan dapat mengadakan forum diskusi, survei terbuka atau kelompok konsultasi yang benar-benar mendengarkan suara para guru. Dengan cara ini, kebijakan yang lahir akan lebih realistis, kontekstual, dan mudah diimplementasikan.
Contohnya, ketika kurikulum merdeka mulai diperkenalkan, banyak guru yang sebenarnya antusias dengan gagasan merdeka belajar. Namun, sebagian merasa kesulitan karena kurangnya pelatihan, keterbatasan perangkat, dan beban administrasi yang tinggi.
Seandainya guru -guru diberbagai daerah dilibatkan secara aktif sebelum kebijakan itu diterapkan secara nasional, mungkin proses transisinya akan lebih mulus dan lebih bermakna.
Guru Bukan Sekadar Pelaksana, Tapi Mitra Pembangun Pendidikan.
Sudah saatnya pandangan terhadap guru berubah. Guru bukan sekadar pelaksana kebijakan, tetapi mitra utama dalam membangun pendidikan bangsa. Mereka bukan bawahan, melainkan rekan berpikir yang memahami dinamika dunia belajar dan kehidupan siswa
Setiap kebijakan yang tidak melibatkan guru sejak awal berisiko gagal dilapangan. Bukan karena gurunya tidak mau berubah, melainkan karena kebijakan itu tidak sesuai dengan kenyataan yang mereka hadapi. Oleh sebab itu, Pemerintah, lembaga pendidikan, dan para pengambil keputusan perlu membuka ruang dialog yang lebih luas.
Ruang partisipasi ini tidak harus formal. Bisa melalui konsultasi daring, forum guru daerah, atau bahkan survei yang benar-benar ditindaklanjuti. Hal terpenting adalah adanya komunikasi dua arah, bukan sekadar sosialisasi satu arah setelah keputusan dibuat.
Membangun Budaya Mendengar.
Mendengarkan guru bukan sekadar formalitas, melainkan tanda penghargaan terhadap profesi yang mulia ini. Budaya mendengar harus tumbuh di setiap tingkatan - dari dinas, kepala sekolah, hingga komunitas belajar.
Jika setiap kebijakan pendidikan diawali dengan mendengar, maka kepercayaan antara guru dan pembuat kebijakan akan meningkat. Guru merasa dihargai, dan pada akhirnya, mereka akan lebih semangat menjalankan kebijakan tersebut dengan sepenuh hati.
Penutup
Kita semua ingin pendidikan Indonesia maju, modern, dan berkeadilan. Namun, kemajuan tidak akan tercapai jika kebijakan dibuat tanpa memahami kenyataan di lapangan.
Andai suara guru didengar sebelum kebijakan ditetapkan, mungkin banyak masalah pendidikan dapat diantisipasi sejak dini. Kebijakan pun tidak lagi menjadi beban, melainkan jembatan menuju perubahan yang nyata.
Karena sejatinya, pendidikan yang baik berawal dari guru yang didengar, dipercaya, dan diberdayakan.
" Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah".Ki Hadjar Dewantara.
Dan seperti yang dikatakan oleh John Dewey, tokoh pendidikan modern dari Amerika Serikat:
" Jika kita terus mengajarkan anak-anak kita seperti kita mengajar kemarin, kita akan merampas masa depan mereka."
Maka, mari kita mulai perubahan dari hal yang sederhana: dengarkan suara guru sebelum kebijakan ditetapkan.
Penulis: Adalah guru SMA Negeri 13 Banda Aceh.
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Jangan Lelah Jadi Guru Baik, Meski Dunia Kadang Tak Adil
Oleh : Edi Syahputra H SPd Ketika Ketulusan Diuji Oleh Zaman. Menjadi guru di era sekarang adalah perjalanan panjang yang penuh ujian. Tidak hanya ujian profesional, tet
Ketika Pendidikan Lebih Sibuk Menghibur ketimbang Mendidik
Oleh : Edi Syahputra H SPd Dalam beberapa tahun terakhir, wajah pendidikan kita tampak berubah arah. Kelas yang dulunya tempat bertemunya nalar, disiplin, dan nilai kini
Membangun Kerja Sama Antar Guru Agar Sekolah Menjadi Lingkungan Yang Hangat
Sekolah bukan hanya tempat menimba ilmu, tetapi juga rumah kedua bagi seluruh warganya - terutama bagi para guru yang tiap hari berinteraksi, bekerja, dan mengabdikan diri didal
BPMP Provinsi Aceh Laksanakan Pendampingan Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan di SMAN 13 Banda Aceh
Banda Aceh, 23 Oktober 2025 - Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Aceh melaksanakan kegiatan Pendampingan Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (PMP) di SMAN
Pukesmas Lampaseh Kota Gelar Kebugaran Jasmani di SMAN 13 Banda Aceh
Banda Aceh, 22 Oktober 2025 - Pukesmas Lampaseh Kota melaksanakan kegiatan Kebugaran Jasmani di SMAN 13 Banda Aceh. Kegiatan ini bertujuan untuk memantau tingkat kebugaran dan k
Membangun Budaya Baca di Sekolah Untuk Meningkatkan Literasi Siswa
Oleh : Edi Syahputra H,SPd Budaya baca merupakan salah satu fondasi penting dalam menciptakan generasi cerdas dan berkarakter.
Pelantikan Pengurus OSIS SMAN 13 Banda Aceh Periode 2025/2026
Banda Aceh, 21 Oktober 2025- SMAN 13 Banda Aceh melaksanakan upacara pelantikan pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Periode 2025/2026 dengan penuh khidmat di halaman
Workshop Sinergi, TKA, Literasi dan Deep Learning di SMAN 13 Banda Aceh.
Banda Aceh, 17 Oktober 2025 - SMAN 13 Banda Aceh menyelenggarakan workshop bertajuk " Sinergi, TKA, Literasi dan Deep Learning" pada Jumat 17 Oktober 2025. Kegiatan ini bertujua
Axis Gelar Program "Rangking 1" di SMA Negeri 13 Banda Aceh
Banda Aceh, 16 Oktober 2025 - Operator seluler Axis menggelarkan kegiatan seru bertajuk " Rangking 1" di SMA Negeri 13 Banda Aceh. Acara ini di sambut antusias oleh para siswa y
SMA Negeri 13 Banda Aceh Gelar Pemilihan Ketua OSIS Secara Demokratis
Banda Aceh - SMA Negeri 13 Banda Aceh melaksanakan kegiatan pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS tahun pelajaran 2025/2026,pada hari Jumat (10/10/2025), sebagai bagian upaya men